Wise On Worstworld
Kala pilihan tidak banyak, kala harus memilih dalam waktu singkat
Kala harap tidak ada dalam pilihan, kala terpaksa dalam mengambil keputusan
Mungkin makian menjadi relevan, mengambil-alih jadi ide cemerlang
Kita pun berkata "hidup ini kejam," dendam, merancang pemberontakan yang sia-sia
selamat datang di W i s e On Worst World
Menghirup udara pagi merasakan matahari terbit
Minum kopi bebas kimiawi, meracik bumbu tanpa fitsin
Memakai air bebas kaporit, tidur lelap tanpa farmasi
Barangkali masih bisa, barangkali masih nikmat
w on w w   a g a r   k a u   d a n   a k u   b e r k a t a   "h i d u p   i n i   i n d a h"

  The Seven Habits of Highly Effective People Daftar Isi  
 Resensi Buku Oleh Harefa, Kris 
 
 
 

KEBERHASILAN :
MENDAPATKAN PARADIGMA YANG BENAR

Diramu dari pengalaman sebagai ayah, suami, pakar kepemimpinan, konsultan dan didukung 200 literatur teori-teori keberhasilan, buku ini menjadi jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab oleh etika kepribadian.

Lima Puluh tahun sebelum buku ini terbit (1993) merupakan masa etika kepribadian yang mengajarkan keberhasilan melalui usaha mempengaruhi orang lain dan sikap mental positif. Etika kepribadian mengajarkan teknik-teknik manipulatif, misalnya teknik bersalaman, teknik tersenyum, teknik berbicara, dll, alhasih sanggup mengantarkan seseorang pada tingkat kesuksesan tertentu tetapi gagal dalam banyak hal.

Bagi Stephen R.W Covey, pengarang buku ini, kesuksesan yang diraih dengan cara demikian bukanlah kesuksesan, melainkan kegagalan total. Perasaan hampa di puncak karir seperti sering terjadi dalam sejarah, merupakan akibat tidak tercapainya seseorang pada apa yang benar-benar tujuan hidupnya, bagaikan seseorang yang sampai di Jakarta padahal sebenarnya ingin ke Bandung.

Paradigma


Yang menjadi tonggak penulisan buku ini adalah paradigma yang secara sederhana bisa dikatakan sebagai pola pikir atau dasar dalam memandang sesuatu yang bagi Covey terekspresikan dalam karakter seseorang dan terbentuk dari pengondisian jangka panjang, baik oleh orangtua, lingkungan, situasi dan lain-lain. Paradigma merupakan persepsi atau pengertian atau penafsiran terhadap realitas-realitas kehidupan. Etika kepribadian tidak pernah menyentuh paradigma tetapi berpusat pada karakter. Itulah sebabnya etika kepribadian bertendensi memunculkan karakter-karakter baru yang instant. Covey mengatakan bahwa cara tersebut merupakan jalan-jalan pintas untuk menuai sebelum menabur.

Prinsip-Prinsip Kehidupan

Ada prinsip-prinsip yang berdiri kokoh di tengah-tengah umat manusia, merupakan hukum-hukum yang tidak pernah berubah sepanjang masa yakni : keadilan, integritas, kejujuran, martabat, pelayanan, potensi, kualitas dan keunggulan, pertumbuhan, kesabaran, pengasuhan dan dorongan. Covey menyajikan prinsip-prinsip tersebut menjadi visi pribadi, kepemimpinan pribadi, manajemen pribadi, kepemimpinan antar pribadi, komunikasi empatik, kerja kreatif dan pembaruan diri yang seimbang.Keselarasan prinsip-prinsip dengan paradigma merupakan keberhasilan yang sungguh-sungguh.

Peran Kebiasaan

Paradigma hanya terbentuk oleh pengondisian jangka panjang atau kebiasaan, diikat oleh kebiasaan sekuat grafitasi mengikat bumi, itulah sebabnya sangat sulit keluar dari paradigma. Paradigma hanya bisa diubah dengan pengondisian atau kebiasaan baru, hal yang tidak gampang karena membutuhkan energi sebesar energi roket-roket luar angkasa menembus grafitasi bumi. Memahami realitas ini maka Covey mengusulkan 7 kebiasaan baru agar menjadi manusia yang sangat efektif (baca:berhasil) yakni :

1. Jadilah Proaktif

Bagi Covey, segenting apa pun permasalahan yang dihadapi, seseorang tetap memiliki kebebasan untuk meresponnya. Seseorang telah diberikan anugerah kesadaran diri, imajinasi, suara hati dan kehendak bebas sebagai alat untuk menentukan sikap (respon) terhadap stimulus yang datang. Hal ini membuat seseorang mampu mengambil inisiatif dan berkuasa atas dirinya sendiri. Jika seseorang tidak menyadari kebebasannya (=kekuasaannya) untuk menentukan pilihan, maka ia tergantung pada kehendak orang lain atau kehendak situasi. Dalam kebiasaan baru ini, Covey menunjuk anugerah kesadaran diri sebagai anugerah yang paling berperan.

2. Mulailah Dengan Akhir dalam Pikiran

Visi haruslah terbentuk sebelum melangkah dalam aksi. Bagai seorang arsitektur, seseorang harus memiliki gambar bangunan sebelum menanam batu pertama. Gambaran ideal setiap orang sangat ditentukan oleh nilai-nilainya dan untuk memastikan bahwa gambaran ideal sesuai dengan nilai-nilai, Covey memberikan ini sebagai tanggungjawab kepemimpinan pribadi. Covey juga memiliki lembar pernyataan misi pribadi sebagai sarana mengenal nilai-nilai diri, agar seseorang mengenal apa yang terbaik bagi kehidupannya. Dalam kebiasaan ini Covey menunjuk anugerah imajinasi dan suara hati sebagai anugerah yang paling berperan.

3. Dahulukanlah yang harus didahulukan

Covey mengidentifikasi ada empat macam sifat urgen sebuah tindakan yakni mendesak dan penting, tidak mendesak tetapi penting, mendesak tetapi tidak penting dan tidak mendesak dan tidak penting. Kebiasaan baru yang diajukan Covey adalah agar tindakan seseorang selalu dalam kondisi tidak mendesak tetapi penting. Hal ini berarti seseorang bergumul dengan peluang dan antisipasi dan jauh dari masalah serta tidak diletihkan oleh krisis; tetapi memiliki keseimbangan antara produksi dan kemampuan produksi. Anugerah yang paling berperan dalam kebiasaan ini adalah anugerah kehendak bebas.

4. Berpikirlah Menang-Menang

Dalam interaksi dengan manusia lain ada enam pola pemikiran yakni menang/menang, menang/kalah, kalah/menang, kalah/kalah, menang sendiri dan tidak peduli apakah orang lain menang atau kalah, menang/menang atau tidak ada transaksi. Bagi Covey paradigma yang harus dibiasakan dalam berhubungan dengan orang lain adalah menang/menang dan kalau pun itu tidak mungkin maka menang/menang atau tidak ada transaksi merupakan pilihan paling buruk. Untuk mendapatkan kebiasaan ini seseorang harus selaras dengan lima dimensi pokok yakni karakter (integritas diri dan kematangan), hubungan (kepercayaan dan rekening emosi yang senantiasa bertambah), kesepakatan, dukungan, dan proses.

5. Berusahalah Mengerti Terlebih Dahulu Baru Berusaha Untuk Dimengerti

Intinya komunikasi empatik, yakni mendengar, mengerti dan mendiagnosa terlebih dahulu baru memberikan resep. Komunikasi dimana seseorang menanggalkan kacamatanya dan mencoba memahami keinginan-keinginan dibalik kata-kata lawan bicaranya. Komunikasi yang tidak meneliti, menjauhi evaluasi dan tidak tergantung pada pengalaman pribadi dalam menanggapi lawan bicara. Dalam pekerjaannya sebagai konsultan kepribadian, Covey telah beberapa kali membuktikan bahwa kejelian menangkap keinginan dari lawan bicara akan membuahkan keterbukaan, menghasilkan percakapan dengan wawasan-wawasan baru dan suasana saling mengerti.

Agar bisa dimengerti orang lain, seseorang harus membiasakan diri memperhatikan ethos (kredibilitas pribadi), pathos (perasaan atau kualitas hubungan) dan logos (penalaran). Selama ini banyak teori kepribadian yang hanya mengutamakan logos.

6. Wujudkanlah Sinergis

Adalah kebiasaan untuk selalu menggabungkan segala potensi untuk menghasilkan sesuatu yang oleh Covey dikatakan sebagai mujizat. Sinergis tidak menganut rumus 1+1 = 2 tetapi bisa saja menjadi 1+1 = 100 atau seribu atau sejuta. Dengan memakai lidi sebagai ilustrasi Covey menjelaskan bahwa lidi yang sebatang tidak mungkin menyapu pekarangan. Tetapi dengan bergabungnya lidi dalam jumlah tertentu, maka menyapu pekarangan luas pun merupakan pekerjaan mudah, tetapi bagaikan mujizat bagi orang yang mungkin selama ini menyapu pekarangannya dengan sebatang lidi.

7. Asahlah Gergaji

Kebiasaan ini menunjuk pada pemeliharaan diri sebagai aset. Covey mengidentifikasi empat aset dalam kehidupan seseorang yakni fisik, spiritual, mental dan sosial ekonomi.

Untuk aset fisik maka biasakanlah berolahraga, menjaga nutrisi serta aturlah stres. Untuk aset spiritual biasakanlah memperjelas nilai-nilai diri anda, jaga komitmen, belajarlah dari pengalaman dan lakukan meditasi. Untuk aset mental Covey menyarankan membaca buku, membiasakan diri dengan perencanaan dan juga menulis. Untuk aset sosial ekonomi lakukanlah pelayanan, berikanlah empatik dan jagalah rasa aman dan nyaman anda secara ekonomi.

Penutup

Tujuh kebiasaan yang diajukan oleh Covey dalam penerapannya mempunyai proses pertumbuhan, ada akar dan ada puncak. Akarnya adalah kemenangan pribadi yakni berjalannya kebiasaan-kebiasaan 1-3, yang berarti mampu berdiri sendiri. Kebiasaan 4-6 adalah kebiasaan orang yang sudah memperoleh kemenangan pribadi dan membangun saling ketergantungan dengan orang lain, ini Covey namakan sebagai kemenangan publik; dimana seseorang sudah mencapai efektifitas yang paling tinggi. Kebiasaan ke 7 merupakan usaha memelihara atau menjaga agar kebiasaan-kebiasaan yang sudah terbentuk tetap menghasilkan efektifitas yang tinggi.

 
 
 
 Resensi Buku oleh Harefa, KrisDaftar Isi